SELAMAT DATANG DI BLOG Resmi PENA REAL MADRID DE INDONESIA REGIONAL PEKANBARU

Berita Terbaru :

Jumat, 29 Juni 2012

Fabio Coentrao, Orang di Belakang Ronaldo

Cristiano Ronaldo & Fabio Coentrao

Donetsk, Ukraina (AFP/ANTARA) - Setelah musim pertama bergabung dengan Real Madrid, Fabio Coentrao telah menikmati kebangkitan dengan Portugal di Euro 2012, meskipun mendapat tugas berat karena harus menjadi pelapis Cristiano Ronaldo.

Meskipun ia menderita cedera pada kaki kirinya yang membuatnya absen dari sesi latihan pada Sabtu, mantan pemain Benfica itu diharapkan untuk memperkuat timnya di semifinal melawan Spanyol di Donetsk, Rabu.

Pelatih Portugal Paulo Bento tentu enggan kehilangan jasa pemain yang sangat diperlukan.

Bento tidak mudah melakukan rotasi skuad, tapi fakta bahwa Coentrao telah menjadi starter dan sampai selesai pada semua empat pertandingan Portugal sejauh ini, menunjukkan aspek strategis keberadaan bek kiri tersebut bagi pendekatan tim.

Mantan pemain sayap kiri, Coentrao, adalah pemain yang menggiring bola dengan baik dan tipe pemain menyerang. Tapi perannya untuk Portugal adalah jelas: mengamankan sayap kiri untuk memberi ruang bagi Ronaldo melakukan yang terbaik.

Kekalahan di laga pembukaan 1-0 atas Jerman menimbulkan keraguan tentang tekad Portugal. Tetapi pasukan Bento dengan cepat kembali ke jalur dengan mengalahkan Denmark 3-2, dengan Coentrao menjadi kreator lahirnya gol kemenangan pada menit ke-87 oleh Silvestre Varela.

Pada kemenangan selanjutnya atas Belanda dan Republik Ceko, Coentrao terus bergantian antara melapis Ronaldo dalam menyerang dan membantu ke depan untuk merepotkan sisi kanan pertahanan lawan.

Namun, menghadapi Spanyol yang memiliki pasukan penyerang kuat, dia harus mengendalikan naluri menyerangnya.

Coentrao kemungkinan akan menghadapi rekannya di Real Madrid Xabi Alonso, Sergio Ramos, Alvaro Arbeloa, dan Iker Casillas, namun perhatian utamanya lebih tertuju pada David Silva, yang cerdas dan selalu membutuhkan perhatian.

Setelah berjuang untuk menggantikan Marcelo di tim pertama Real Madrid, Coentrao menggunakan Euro untuk mengingatkan pelatih Jose Mourinho tentang kemampuannya.

Direkrut dari Benfica pada 2011 dengan nilai transfer 30 juta euro (sekitar Rp 356,2 miliar), Coentrao berperan di lini tengah dan pertahanan dalam debutnya di Madrid.

Dia menjadi sasaran kritik setelah kekalahan Madrid 2-1 atas Bayern Munchen pada April di leg tandang semifinal Liga Champions.

Sebulan sebelumnya, ia tertangkap kamera paparazi dengan rokok menggantung di mulutnya setelah keluar malam untuk merayakan ulang tahunnya ke-24.

Tidak terkesan dengan hal itu, Mourinho segera menjatuhkan dia.

Dari perspektif pemain, Coentrao mengatakan jurang antara penampilannya untuk klub dan tim nasional itu adalah masalah 'keyakinan'.

"Lingkungan benar-benar berbeda," katanya. "Dengan kepercayaan diri rekan satu tim saya, saya bisa menunjukkan kemampuan yang saya miliki." (nm/jk)

Eksekusi Gila untuk hapus TRAUMA

Sergio Ramos
PENDUKUNG Spanyol tersentak ketika Sergio Ramos maju menjadi salah satu eksekutor dalam adu penalti kemarin dini hari WIB. Mereka masih teringat kegagalan Ramos dalam adu penati di semifinal Liga Champions lalu. Ketika itu, Ramos yang menjadi salah satu algojo, menyepak bola sekuat tenaga. Hasilnya? Bola bukannya menjebol gawang Bayern Munchen yang dikawal Manuel Neuer, tapi malah melesat jauh di atas mistar.

Nah, pendukung Spanyol khawatir Ramos akan melakukan eksekusi dengan cara yang sama. Namun, kekhawatiran itu tak terbukti. Bukannya menendang bola sekuat tenaga, tapi Ramos memilih mencongkel bola. Bola hanya meluncur pelan, tapi berhasil mengecoh kiper Rui Patricio. Eksekusi Ramos ini mengingatkan publik pada tendangan penalti yang dilakukan Andrea Pirlo ketika menaklukkan kiper Inggris Joe Hart.

Lalu, kenapa Ramos melakukan eksekusi dengan cara yang demikian unik? Bek Real Madrid itu mengakui kalau semua sudah dia rencanakan.

Saya sudah merencanakan eksekusi gola itu (tendangan chip) sejak awal. Saya tak berbohong, ujar Ramos yang menjadi Man of The Match dalam laga semifinal kepada Goal.

Tendangan itu memiliki risiko, tentu saja. Tapi saya telah melihat bagaimana penjaga gawang bergerak, dan saya cukup yakin dia akan bergerak ke salah satu sisi. Itu memang keberuntungan, tapi itu menjadi hal luar biasa bagi saya, ujar Ramos.

Ramos menambahkan, keberhasilan melakukan eksekusi gila tersebut bisa menghapus trauma kegagalan pada tendangan penalty ke gawang Bayerng Munchen.

Usai pengalaman terakhir saya dalam adu penalti bersama Real Madrid di Liga Champions, orang-orang banyak menyebut bahwa saya tak siap untuk mengemban tugas menendang penalti, katanya lagi. Tapi, saya punya kepercayaan diri, dan saya memang ingin mencobanya lagi, tambahnya

Selain keyakinan mengatasi trauma, Ramos termotivasi menjadi algojo penalti setelah mendapatkan tantangan dari Del Bosque. Pelatih 61 tahun itu menantang para pemainnya untuk melakukan penalti congkel yang sama seperti Pirlo. Ternyata, dari semua algojo Spanyol, hanya Ramos yang berani melakukannya. Sergio sudah tahu Rui Patricio akan menjatuhkan badannya ke satu sisi setiap penalti. Karena itu dia memutuskan melakukan seperti yang dilakukan Pirlo,puji Del Bosque.(ady/bas)

Guti: Modric tidak Cocok untuk Madrid

Guti: Modric tidak Cocok untuk Madrid
Guti
 
REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Legenda Real Madrid, Gutierrez 'Guti' Hernandez memberikan komentar pedas terkait ketertarikan klub yang bermarkas di Barnabeu ini mendapatkan striker tim nasional (timnas) Kroasia, Luca Modric. Guti mengatakan Modric tidak cocok mengenakan jersey klub dan menyarankan klub lamanya memilih pemain Manchester City, David Silva.

"Dia bahkan bukan pemain kunci di Tottenham, Saya rasa dia tidak akan bermain cukup baik untuk Real Madrid," kata Guti dikutip laman Mirror Football.

Sebaliknya pemain 35 tahun ini menyarankan klubnya memburu pemain Manchester City, yang baru saja menjuarai Liga Primer Inggris, David Silva. "Dia muda, penuh bakat dan potensial, juga telah medapatkan banyak hal bagus dari Manchester City dan timnas Spanyol," katanya.

Jose Mourinho sebenarnya juga menginginkan Silva tapi mantan pemain Valencia ini sulit didapatkan dari Manchester City, akibatnya pelatih asal Portugal ini pun berpaling kepada Modric yang ingin hengkang dari Tottenham.

Mantan gelandang El Real, Guti, yang telah memainkan lebih dari 500 pertandingan dengan klub raksasa Spanyol ini juga membantu klub memenangi 15 tropi juara termasuk tiga Piala Eropa selama karirnya di klub sejak 1995-2010. Guti memutuskan meninggalkan klub yang bermarkas di Estadio Santiago Bernabeu untuk memperkuat klub Besiktas yang berkompetisi di Super Lig.

Guti bukan satu-satunya orang yang tidak mendukung keputusan Mourinho ini. Pers Spanyol juga mengabarkan sejumlah petinggi klub merasa keberatan dengan keputusan the Special One yang ingin mendatangkan pemain asal Kroasia tersebut.

Di tengah libur panjang kompetisi liga utama dan menyelesaikan tugas internasionalnya bersama timnas Kroasia di Piala Eropa 2012, Modric menyampaikan keinginannya kepada kepala klub Lilywhites untuk meninggalkan posisinya saat ini. Manajer Real Madrid, Jose Mourinho, yang menjadi pengagum permainan Modric jelas berada dalam perburuan mendatangkan pemain yang membukukan 13 gol bersama Tottenham.

Pekan lalu Real Madrid dikabarkan telah mencapai kesepakatan dengan Modric, namun hingga kini belum ada pernyataan resmi yang menegaskan klub yang menjadi tempat berlabuh mantan pemain Dinamo Zagreb ini.

Pirlo Puji Playmaker Muslim Jerman

Pirlo Puji Playmaker Muslim Jerman
Mesut Ozil

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Sebagai sesama playmaker, Andrea Pirlo tahu benar bagaimana sosok Mesut Ozil. Gelandang Timnas Jerman itu disebut Pirlo sebagai otak permainan ciamik Der Panzer di sepajang perhelatan Euro 2012.
Pirlo yang juga menjadi motor serangan Timnas Italia itu tak segan memuji kekuatan Jerman. Menurut gelandang milik Juventus itu, laskar Joachim Loew disesaki banyak pemain hebat. Tapi sosok Ozil, menurut Pirlo paling krusial di tubuh skuat Jerman.
Untuk itu, Pirlo meminta rekan-rekannya untuk mewaspadai pergerakan jenderal lapangan tengah Real Madrid tersebut.  "Skuad Jerman dihuni banyak talenta hebat, tapi yang paling krusial terhadap permainan adalah Ozil," puji Pirlo.
Selain faktor keberadaan Ozil, Pirlo juga menilai faktor waktu istirahat lebih lama yang dimiliki Die Mannschaft bisa menjadi pembeda laga semifinal Piala Eropa 2012, Jumat (29/6). "Perbedaan waktu istirahat dua hari dalam sebuah turnamen bisa besar dampaknya. Akan lebih baik jika hal itu dibuat lebih berimbang," sebut Pirlo mengakhiri.